Berikut Ini Adalah Kontent Dari UMATUNA Yang Mana Memojokan Pemerintahan - Apa yang anda baca dibawah hanya artikel spinner dengan judul provokatif mirip kasus buniyani, artikel sama dengan judul yang berbeda bisa menimbulkan sebuah Prahara.. Simak Baik Baik - kelucuan dari artikel artikel bertema islami tapi tidak justru mencerminkan sikap teror dan sikap munafik yang menjelekan islam secara luas. - sungguh mereupakan situs radikal hoax, yang harus dibasmi, ini merupakan konten baru - untuk konten konten lama - portal-piyungan yang sudah berubah nama menjadi portal-islam dan posmetro yang diketuai oleh adbul hamdi mustafa dari kota tempat teroris ditangkap kapan lalu payakumbuh, serta , beritaislam24h yang berubah nama menjadi opini bangsa, kini situs ini ditemukan berkat INDRISANTIKA KURNIASARI yang menghilang karena ketakutan - yang mana biasanya menyebarkan konten dari UMATUNA dan GEMARAKYAT. dan sudah dipastikan adalah situs situs besutan untuk memecah belah - SELAMAT MEMBACA
Umatuna.com - Sejak tahun 2016 pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato konsep dan rumusan awal Pancasila pertama kali pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan.
Bahasa sederhanya, lanjut Rizal, Pancasila itu terdiri dari: percaya sama Tuhan, humanity (kemanusiaan), nationalism, demokrasi, dan social justice.
"Ini kalau kita capai, betul-betul sangat indah dan luar biasa," kata dia dalam talkshow di salah satu stasiun televisi, Rabu malam (31/5).
Yang menjadi pertanyaan menurut Rizal adalah, kenapa negara yang memiliki Pancasila tapi masyarakatnya masih banyak yang miskin.
Persentasinya, hanya 20 persen masyrakat yang menimati arti kemerdekaan, 40 persen sedang-sedang saja, sementara 40 persen lagi belum pernah menikmati arti kemerdekaan, kemerdakaan ekonomi.
Jelas Rizal, ini bukan salah pemerintah sekarang, ini adalah akumulasi dari kebijakan-kebijakan ekonomi beberapa pemerintahan sebelumnya. Dimana, UUD 1945 dan Pancasila yang indah dan luar biasa, teputus bahkan hilang dengan UU turunannya.
"UU ekonomi dirancang oleh orang asing, dibiayai oleh orang asing, diubah ke bahasa Indonesia dijakadikan UU. UU ini yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip UUD 1945 dan Pancasila," terang dia.
Sehingga, lanjut Rizal, tidak aneh kemudian UU tersebut dalam prakteknya terjadi dan menyebabkan ekonomi kapitalis dan terkadang ungal-ugalan.
"Sehingga yang indah-indah ini (Pancasila dan UUD 1945) ada yang missing, terputus, dengan UU turunannya. Tidak sesauai dengan cita-cita Pancasila dan UUD 1945," demikian mantan Menko Kemaritiman ini. (rmol)
http://www.umatuna.com/ noreply@blogger.com (Admin Umatuna) June 01, 2017 at 04:25PM