Di Arab, Anak yang Belum Vaksin Lengkap Tidak Boleh Daftar Sekolah

  Yes  Muslim  - Arab Saudi, sebagai pembuka saja bahwa disana sekolah gratis, semua biaya kesehatan gratis, tanpa pungutan pajak, bbm murah, listrik murah. Ya itulah negeri yang tandus kaya minyak. Di Indonesia sebenarnya lebih baik lagi, karena cadangan minyaknya sebenarnya masih banyak lho, apalagi punya gunung emas, biji dilempar saja tumbuh jadi tanaman.




Keren lho sebenarnya kekayaan alam Indonesia.

Ok, terlepas dari itu semua. Mengutip facebook dr Raehanul Bahraen. Beliau memposting chatting dengan shabatnya ustadz dr. Farid Fadhillah yang sudah lama tinggal di saudi.



Anak-anak ustadz Farid hafidzahumullah hapal Al-Quran ketika kecil dan semua diimunisasi karena program WAJIB di Saudi sebagai syarat wajib masuk sekolah. Namun ada juga negara lain yang mewajibkan vaksin.

Kata dokter Raehanul, "Kalau vaksin bahaya tentu semua saudi mati dan keracunan, kalau haram tentu ulama saudi dan dunia tidak diam, bahkan imunisasi diikuti oleh mayoritas negara dunia (mohon jangan terpengaruh dulu berita hoax vaksin konspirasi dll)"

Penjelasan Ustadz Raehanul seperti berikut,

Imunisasi Program Wajib di Saudi

Imunisasi di Saudi program wajib, buku catatan imunisasi penting sebagai syarat mendapatkan akte kelahiran, syarat masuk sekolah (sekolah gratis di saudi). Sampai pembuatan paspor, dan semuanya GRATIS

Ini logika untuk menjawab kalau vaksin itu berbahaya, tentu tidak benar, jika bahaya, mungkin hampir semua orang saudi terkena penyakit berbahaya.

Sebenarnya ada jawaban ilmiahnya untuk mereka yang mengatakan bahan-bahan dalam vaksin berbahaya, tentu tidak benar
Indonesia juga ada program imunisasi nasional dan jadi protap di RS negeri kita.

Jika berkata:
"Vaksin di Saudi kan beda dengan Indonesia, kalau Vaksin Saudi saya percaya"

Jawabnya:
"Vaksin Saudi dimpor juga dari Indonesia, Indonesia Eksport banyak sekali vaksin ke berbagai negara, termasuk 30 lebih negara Islam, memenuhi kebutuhan Asia Tenggara, karena vaksin Indonesia buatan dalam negeri oleh PT biofarma sejak zaman belanda, bukan buatan Yahudi atau Amerika bahkan sebelum negara Israel ada."

Bukti bahwa Indonesia ekspor vaksin ke Saudi adalah pada tahun Saudi Health 2013 lalu adalah Indonesia raih transaksi Rp 7 Miliar.

“Total transaksi yang berhasil diraih para peserta Paviliun Indonesia adalah sebesar Rp 7 miliar. Hal ini menandakan bahwa produk alat kesehatan Indonesia memiliki daya saing dan cukup diminati pasar Arab Saudi,” papar Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Ibu Pradnyawati.

Salah satu perusahaan yang mendapatkan deal berupa agreement maupun penjajakan long-term order dan partner adalah PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) yang memperoleh partner salah satu rumah sakit terbesar di Arab Saudi yang akan menggunakan produk mereka seperti hospital bed, trolley, waiting chair, overbed table dan bedside cabinet. Selain itu MAK juga mendapatkan order produk hospital furniture dari perusahaan AJ. Sons.

Peserta lain yang juga meraih sukses adalah PT. Sugih Instrumendo Abadi yang mendapatkan partner perusahaan distributor produk stethoscope dan sphygmomamomete.

PT. Indofarma juga memperoleh agent dari Dammam untuk distribusi ke perusahaan swasta maupun kantor Pemerintah dan ada pula peserta pameran Al Jeel tertarik untuk menjadi supplier untuk produk incubator yang diproduksinya.

Distributor Mustika Ratu di Riyadh juga berminat untuk menjadi distributor obat-obatan produksi Indofarma.

PT. Biofarma juga akan segera menindaklanjuti pendistribusian vaksin ke Arab Saudi setelah mendapatkan penjelasan langsung dari Wakil Menteri Kesehatan Arab Saudi.



Kemudian tindak lanjut PT. Biofarma ini terselenggara pada April 2015 lalu.
"Bio Farma sudah menyiapkan produksi vaksin untuk sekitar 4,7 bayi dan prediksi dari kemungkinan untuk ekspor," papar Mahsun dalam seminar awam tentang Pengencegahan Penyakit Menular di Sekolah di Depok pada Sabtu (11/4), dilansir republika.

Bio Farma sendiri mensuplai 2/3 atau skeitar 60 persen kebutuhan vaksin dunia. Di antaranya, ekspor vaksin polio ke sejumlah negara Islam seperti Arab Saudi.

Untuk ekspor maupun pemakaian dalam negeri vaksin yang diproduksi baik itu oleh Bio Farma maupun impor harus diverifikasi terlebih dahulu oleh BPOM sebelum beredar. Setelah dinyatakan lulus, vaksin imunisasi tersebut baru boleh diedarkan.

Kemudian info RESMI di web resmi menkes Saudi dan ada programnya serta wajib bagi anak-anak yang baru lahir serta menjadi protap tetap.

Tanya jawab program vaksin oleh kemenkes Saudi di sini:





Terima Kasih sudah membaca, Jika artikel ini bermanfaat, Yuk bagikan ke orang terdekatmu. Sekaligus LIKE fanspage kami juga untuk mengetahui informasi menarik lainnya  @Tahukah.Anda.News

republished by Yes Muslim - Portal Muslim Terupdate !



Subscribe to receive free email updates: