Berikut Ini Adalah Kontent Dari UMATUNA Yang Mana Memojokan Pemerintahan - Apa yang anda baca dibawah hanya artikel spinner dengan judul provokatif mirip kasus buniyani, artikel sama dengan judul yang berbeda bisa menimbulkan sebuah Prahara.. Simak Baik Baik - kelucuan dari artikel artikel bertema islami tapi tidak justru mencerminkan sikap teror dan sikap munafik yang menjelekan islam secara luas. - sungguh mereupakan situs radikal hoax, yang harus dibasmi, ini merupakan konten baru - untuk konten konten lama - portal-piyungan yang sudah berubah nama menjadi portal-islam dan posmetro yang diketuai oleh adbul hamdi mustafa dari kota tempat teroris ditangkap kapan lalu payakumbuh, serta , beritaislam24h yang berubah nama menjadi opini bangsa, kini situs ini ditemukan berkat INDRISANTIKA KURNIASARI yang menghilang karena ketakutan - yang mana biasanya menyebarkan konten dari UMATUNA dan GEMARAKYAT. dan sudah dipastikan adalah situs situs besutan untuk memecah belah - SELAMAT MEMBACA
Umatuna.com - Polda Metro Jaya akan menyelidiki video anak-anak yang bernyanyi ‘bunuh si Ahok' saat pawai obor warga menyambut bulan Ramadan di satu kawasan di Jakarta, Rabu (24/5) lalu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, polisi akan menyelidiki apakah ada pihak yang menyuruh anak-anak menyerukan kata yang kurang pantas itu.
"Semuanya kami cari untuk mendapatkan itu," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (26/5).
Argo mengatakan pihaknya membuka ruang jika ada warga yang memberikan kesaksian adanya peristiwa itu. Saat ini, kata dia, polisi perlu membuktikan apakah video itu asli atau bukan.
Video itu viral di media sosial dan saat yang bersamaan terjadi ledakan bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Dalam video itu anak-anak berteriak dan bernyanyi dengan kalimat yang mengandung kekerasan. Mereka menyanyikan: “bunuh, bunuh si Ahok sekarang juga”.
Dalam video yang diambil pada malam hari itu tampak anak-anak dan orang dewasa berpakaian serba putih berpawai membawa bendera dan obor.
Menanggapi video itu, Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji mengaku kahwatir benih-benih kebencian yang muncul dari anak-anak akan menjadikan mereka kelompok radikal baru di masa mendatang.
Menurut dia, sejumlah hal yang harus dievaluasi adalah materi Pendidikan Agama Islam (PAI) termasuk kualitas gurunya.
Ubaid mengatakan pihaknya melihat konten agama Islam di sekolah umum relatif masih mengajarkan hal-hal yang intoleran terhadap warga yang berbeda. Sehingga, jelas dia, ada anggapan bahwa ‘saya muslim’ dan ‘anda kafir.’
Menurut Ubaid, anak-anak tersebut dikhawatirkan akan tumbuh dengan memusuhi kelompok yang berbeda dengan dirinya sebagai orang Islam.
"Mereka akan memusuhi yang lain,” kata Ubaid. (cnn)
http://www.umatuna.com/ noreply@blogger.com (Admin Umatuna) May 28, 2017 at 02:11PM