Beredar Buku Memuat Kalimat Subhana Tuhan, La Ilaha Illa Tuhan, Alhamdu Lil Tuhan, Maksudnya Apa...? - UMATUNA

[ INDRISANTIKA KURNIASARI ]
Berikut Ini Adalah Kontent Dari UMATUNA Yang Mana Memojokan Pemerintahan - Apa yang anda baca dibawah hanya artikel spinner dengan judul provokatif mirip kasus buniyani, artikel sama dengan judul yang berbeda bisa menimbulkan sebuah Prahara.. Simak Baik Baik - kelucuan dari artikel artikel bertema islami tapi tidak justru mencerminkan sikap teror dan sikap munafik yang menjelekan islam secara luas. - sungguh mereupakan situs radikal hoax, yang harus dibasmi, ini merupakan konten baru - untuk konten konten lama - portal-piyungan yang sudah berubah nama menjadi portal-islam dan posmetro yang diketuai oleh adbul hamdi mustafa dari kota tempat teroris ditangkap kapan lalu payakumbuh, serta , beritaislam24h yang berubah nama menjadi opini bangsa, kini situs ini ditemukan berkat INDRISANTIKA KURNIASARI yang menghilang karena ketakutan - yang mana biasanya menyebarkan konten dari UMATUNA dan GEMARAKYAT. dan sudah dipastikan adalah situs situs besutan untuk memecah belah - SELAMAT MEMBACA
Umatuna.com - Buku terbitan Paramitra Publishing yang berjudul Materi Layanan Klasikal Bimbingan dan Konseling menimbulkan kontroversi. Pasalnya di buku yang ditujukan bagi guru-guru Bimbingan Konseling (BK) tersebut bertuliskan kalimat yang tidak sesuai.

Di halaman 77 buku tersebut, terdapat tulisan “Barangsiapa mengucapkan subhana Tuhan, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Tuhan, maka baginya 20 kebaikan. Dan barangsiapa membaca alhamdu lil Tuhan, maka baginya 30 kebaikan,”

Hal itu membuat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat bicara. KPAI ikut berkomentar sebab semula buku tersebut tertulis ditujukan bagi siswa SMP-MTs.

“Kami sedang mendalami buku tersebut mengingat sasaran buku tersebut untuk anak usia sekolah,” tegas Wakil Ketua KPAI Susanto kepada JawaPos.com, Kamis (25/5).

Susanto mengingatkan kepada pihak penerbit selanjutnya untuk lebih teliti dalam proses editing hingga penerbitan. Hal itu, kata dia, untuk mencegah munculnya permasalahan di masyarakat.

“KPAI mengingatkan kepada penerbit agar proses penulisan, editing hingga penerbitan dilakukan sebaik-baiknya. Menerbitkan buku itu baik, maka harus dilakukan dengan proses yang baik pula,” kata Susanto.

Setelah mengundang kontroversi, akhirnya pihak penerbit secara resmi menarik buku tersebut. Pihak penerbit juga meminta maaf atas diterbitkannya buku tersebut. Tulisan tersebut muncul karena akibat ketidak sengajaan sistem Microsoft Word yang kurang dicek kembali.

Pimpinan Paramitra Publishing, Hani Rochmanudin meminta maaf kepada seluruh pihak. Buku tersebut juga tak dijual bebas dan bukan untuk konsumsi siswa dan peserta didik.

“Atas segala kesalahan penulisan di buku tersebut, tak ada unsur kesengajaan. Buku tersebut ditujukan untuk pegangan guru BK, bukan untuk konsumsi siswa dan peserta didik,” kata Hani. (cr1/JPG/jawapos)

http://www.umatuna.com/ noreply@blogger.com (Admin Umatuna) May 30, 2017 at 08:15AM

Subscribe to receive free email updates: